KEPRIPOS.COM (KPC) – Pembangunan Pasar Induk Jodoh hingga saat ini masih belum bisa dikerjakan. Hal itu karena belum dilakukan serah terima proses hibah dari BP Batam kepada Pemko Batam.
“Sebagaimana statemen Wali Kota sambari menunggu proses hibah, kita bersihkan dulu. Yang jelas bangunan tua tersebut harus dirobohkan. Disini kita meminta kesadaran pedagang disana untuk pidah,” kata Kepala Bidang Pasar Disperindag Batam, Zulkarnain.
Sambil menunggu proses hibah selesai, ia mengatakan pihaknya juga harus menili harga jual bangunan saat ini. Hal ini diperlukan untuk pertanggungjawaban anggaran.
“Karena itu aset pemerintah, maka harus dihitung. Tahun 2003 dibangun sekitar Rp 53 miliar. Kalau lihat kondisi sekarang bisa jadi Rp 100 miliar,” paparnya.
Dikatakannya, perhitungan aset pasar induk ini nantinya akan melibatkan Kantor Pelayananan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL). Mereka akan menilai harga bangunan, sebelum nantinya dilaporkan ke kas negara.
“Jadi tidak bisa semena-mena dirobohkan, karena dulu pakai APBN, maka perlu prtanggungjawaban. Setelah itu selesai baru bisa dirobohkan,” jelas Zulkarnain.
Untuk anggaran sendiri, ia memperkirakan di atas Rp 100 miliar. “Paling tidak gambarannya sudah terlihat. Bangunan lima lantai. Angka pastinya kita masih menunggu kebijakan dari walikota,” tambahnya.
Zulkarnain juga sebut Pasar Induk Jodoh nantinya akan dibangun lima lantai. Desainnya sendiri sudah siap dan akan mengadopsi Pasar Klewer Solo.
“Arahan Wali Kota, Pasar Induk dibangun lima lantai. Sehingga PK5 yang lain juga bisa berjualan di sana,” tutur dia.
Pemerintah Kota (Pemko) Batam memang akan memprioritaskan pedagang lama untuk menempati Pasar Induk Jodoh. Dan sampai saat ini sudah ada 86 pedagang yang terdaftar, yang rencananya akan segera dipindahkan setelah pembangunan pasar selesai. Namun, selain pedagang lama, pembangunan pusat niaga ini nantinya juga akan menampung Pedagang Kaki Lima (PK5) se Batam. (*)