Industri di Batam Mulai Beralih Gunakan Tenaga Robot

KEPRIPOS.COM (KPC), BATAM – Penyebab pengurangan tenaga kerja di Batam ternyata tak hanya faktor melemahnya ekonomi. Namun sejumlah industri mulai beralih menggunakan tenaga robot untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan. Sehingga tenaga kerja manusia tidak terlalu banyak diperlukan.

Ketua Dewan Penasehat Asosiasi Pengusaha Indonesia Kepulauan Riau Abidin Hasibuan mengatakan, robotisasi terpaksa dilakukan untuk efesiensi biaya produksi. Beban pengeluaran untuk mesin dinilai lebih murah ketimbang untuk menggaji tenaga manusia. “Kami harus kurangi tenaga kerja, tambah mesin, robotisasi,” ujarnya, Kamis (7/12).

Dia melanjutkan, dengan kenaikan Upah Minimum Kota 2018 juga mempengaruhi kebijakan industri dalam mengurangi tenaga kerja manusia. Karena hal itu akan menambah biaya produksi.

“UMK kami juga hati-hati. Dampaknya, kami mengurangi tenaga kerja, robotisasi. Sudah saatnya bergerak seperti itu,” kata bos Sat Nusa Persada itu.

Menurut dia, UMK Batam tinggi, bahkan lebih tinggi ketimbang Johor Malaysia sehingga investor harus memutar otak mencari solusi demi menekan pengeluaran.

Di tempat yang sama, Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas Pelabuhan Bebas Batam Lukita Dinarsyah Tuwo memaklumi langkah yang diambil pengusaha dengan mengganti tenaga manusia dengan mesin.

“Mereka semua kalau ingin bersaing harus efesiensi ‘cost’ produksi. Kalau tutup rugi semua. Ini tren yang akan terjadi,” kata dia. Semua pihak harus bersiap diri, termasuk pemerintah.

Senada dengan Lukita, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Batam Rudi Sakyakirti menyatakan perpindahan penggunaan tenaga kerja manusia ke mesin harus disikapi bijaksana.

“Perkembangan teknologi mengakibatkan kebutuhan pekerja berkurang. Dunia sudah menuntut itu,” kata dia. (*)