JAKARTA — Ketua Umum Setya Kita Pancasila (SKP), Andreas Summual, menyerukan gerakan nasional “Catch The Mafia” sebagai respons atas rangkaian bencana besar yang kembali melanda Sumatra. Ia menginstruksikan seluruh aparat penegak hukum, kementerian teknis, dan elemen negara untuk memburu jaringan mafia hutan dan mafia sawit yang dinilai menjadi penyebab utama kerusakan ekologis.
Andreas menegaskan bahwa kondisi hutan Sumatra kini berada dalam keadaan kritis. Ia meminta pemerintah mempercepat program revitalisasi hutan untuk mencegah bencana susulan yang mengancam jutaan warga di daerah rawan banjir dan longsor.
“Sumatra sudah memberi alarm keras. Kita tidak boleh menunggu korban berikutnya. Revitalisasi hutan harus dipercepat sebelum semuanya terlambat,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Selain mendorong penegakan hukum, Andreas menantang seluruh perusahaan sawit dan industri kayu untuk tampil terbuka bersama Menteri Kehutanan. Ia meminta perusahaan mengungkap secara transparan luas kawasan yang dialihfungsikan dan dampak ekologis yang ditimbulkan aktivitas mereka selama ini.
“Publik harus tahu mana yang benar dan mana yang merusak. Jangan berlindung di balik izin. Ini saatnya transparansi,” tegasnya.
Ia juga menagih tanggung jawab moral dan hukum para pengusaha yang terlibat dalam perusakan lingkungan. Menurutnya, kerusakan hutan membawa ancaman nyata bagi keselamatan rakyat dan masa depan alam Indonesia.
Andreas secara khusus meminta Polri menindak tegas perusahaan yang beroperasi tanpa Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dan yang terbukti melakukan penebangan ilegal. Ia mendorong dilakukannya audit nasional terhadap seluruh pemegang HPH untuk memastikan tidak ada penyalahgunaan konsesi.
Dalam pernyataannya, Andreas juga menyampaikan seruan langsung kepada Presiden RI Prabowo Subianto. Ia meminta pemerintah pusat mengambil langkah tegas menertibkan sektor kehutanan yang dinilai sarat praktik gelap.
“Presiden Prabowo kami mohon tegas menindak semua korporasi liar penebangan hutan. Ini bukan hanya soal bisnis—ini adalah kelangsungan hidup alam dan masa depan bangsa,” katanya.
Andreas menyebut gerakan nasional “Catch The Mafia” sebagai upaya penyelamatan lingkungan untuk mengakhiri dominasi mafia kehutanan serta memulihkan fungsi ekologis hutan Indonesia.
“Tidak ada alasan untuk takut. Negara harus menang melawan mafia. Kita selamatkan alam Indonesia sekarang juga,” tutupnya.***
