KEPRIPOS.COM (KPC), JAKARTA – Berzina adalah salah satu perbuatan yang dilarang keras oleh Allah SWT. Para pelaku zina akan diberikan hukuman yang sangat berat di dunia, terlebih di akhirat kelak.
Tak cuma itu, perbuatan zina tak hanya akan membahayakan pelakunya, namun juga keluarga dan masyarakat sekitarnya. Bahkan, kelak keturunan para pezina juga akan dizinai pula seperti halnya yang mereka lakukan terdahulu.
Sebab zina adalah utang. Sehingga para pelakunya harus membayar utang tersebut baik dengan dirinya sendiri maupun anak keturunannya.
Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Imam Syafi’i bahwa zina adalah utang yang harus dibayarkan. Berawal dari sesorang yang datang dan bertanya kepada Imam Syafi’i, “Mengapa hukuman bagi para pezina sedemikian beratnya?”
Maka wajah Imam Syafi’i pun memerah, pipinya merona. Lalu beliau berkata, “Karena zina adalah dosa yang bala’ (besar resikonya). Akibatnya akan mengenai keluarganya, tetangganya, keturunannya hingga tikus di rumahnya dan semut di liang sekitar rumahnya.”
Orang itu kembali bertanya, “Mengapa pelaksanaan hukumannya dengan itu ? Sebagaimana Allah SWT berfirman, ” Dan janganlah rasa ibamu pada mereka menghalangimu untuk menegakkan agama.”
Maka Imam Syafi’i pun terdiam, ia menunduk lalu menangis. Setelah tangisnya berhenti, beliau berkata, “Sebab zina seringkali datang dari cinta dan cinta selalu membuat seseorang menjadi iba. Kemudian setan datang untuk membuat kita lebih mengasihi manusia daripada mencintai-Nya.”
Lalu orang itu bertanya kembali, ” Dan mengapa Allah SWT berfirman, “Dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka (pezina) disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman ? Bukankah hukuman bagi pembunuh, orang murtad dan pencuri, Allah SWT tidak mensyaratkan menjadikannya tontonan?”
Seketika janggut imam Syafi’i basah, ia terguncang. Lalu beliau berkata, “Agar menjadi pelajaran.” Ucapnya sambil terisak.
“Agar menjadi pelajaran.” Beliau tersedu.
“Agar menjadi pelajaran.” Beliau kembali terisak.
Kemudian ia bangkit dari duduknya dan matanya kembali menyala, ia kembali bersemangat dan berkata, “Sebab ketahuilah oleh kalian bahwa sesungguhnya zina adalah hutang. Dan sungguh hutang tetaplah hutang. Salah seorang dalam nasab/keturunan pelakunya pasti harus membayarnya.”
Sebab zina adalah hutang, maka taruhannya adalah keluarganya. Oleh sebab itu jauhilah zina agar keluarga terselamatkan. (Dream)