KEPRIPOS.COM (KPC), TANJUNGPINANG – Hasil evaluasi Kanwil Ditjen Perbendaharaan Kepri menunjukkan realisasi anggaran alokasi DAK Fisik dan Dana Desa hingga semester pertama 2017 hanya mencapai 33,35 persen atau Rp 2,367 triliun dari total pagu anggaran di Kepri sebesar Rp 7,098 triliun.
“Penyerapan anggaran nasional sebesar 33,52 persen. Sedangkan penyerapan anggaran di Kepri berada di bawah itu, 33,35 persen,” kata Heru Pudyo Nugroho, kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Kepri, Rabu (26/7/2017) siang.
Heru memaparkan, berdasarkan kategori wilayah atau lokasi satuan kerja pusat dan perangkat daerah, penyerapan anggaran terendah untuk belanja barang ada pada satuan kerja provinsi Kepri sebesar 25,46 persen dari pagunya.
Untuk belanja modal, penyerapan anggaran terendah disumbangkan oleh satuan kerja dan perangkat daerah yang berlokasi di kabupaten Anambas sebesar 3,83 persen.
Sedangkan untuk belanja bantuan sosial, satuan kerja pusat dan perangkat daerah yang berlokasi di provinsi Kepri dan kabupaten Anambas bahkan sama sekali merealisasikan anggaran tersebut. Satuan kerja dan perangkat daerah yang berlokasi di kabupaten Natuna baru menyalurkan belanja bantuan sosial sebesar 3,41 persen.
“Dari total alokasi dana APBN untuk provinsi Kepri sebesar Rp 7,098 triliun, terdapat 18,22 persen dana yang dialokasikan untuk membangun proyek strategis pemerintah di sektor infrastruktur. Namun, capaiannya justru belum menggembirakan terutama dalam kategori proyek strategis,” ungkap Heru.
Adapun proyek strategis yang mandek dan akhirnya mempengaruhi penyerapan anggaran antara lain belum maksimal penyerapan anggaran untuk kegiatan pembangunan bandar udara Letung, Dabo dan lanjutan pekerjaan bandara udara di Tambelan.
Sedangkan untuk kategori proyek strategis sarana transportasi massal yang seharusnya berwujud perencanaan pembangunan light rapid transit (LRT) di Batam kemungkinan tidak dapat direalisasikan pada 2017 ini karena perlu dikaji lagi mengenai skema pembiayaan yang melibatkan swasta, penentuan titik-titik transit dan jenis LRT yang paling tepat di kota Batam.
Namun demikian, untuk sektor jalan dan jembatan khususnya pembangunan fly over di Batam, perkembangan fisik pembangunan fly over Simpang Jam berjalan cukup mulus dengan realisasi fisik mencapai 59,36 persen dan realisasi keuangan sekitar 66,15 persen. Proyek ini ditargetkan akan diselesaikan pada akhir 2017. (*)