Lewis Hamilton Tak Mampu Beli Permen Saat Kecil

Olahraga196 Views

KEPRIPOS.COM (KPC), Jakarta — Lewis Hamilton sukses tiga kali jadi juara dunia Formula Satu dan telah bergelimang uang saat ini. Namun semasa kecil, Hamilton hidup dalam kondisi memprihatinkan sehingga ia bahkan tak sanggup membeli permen.

Hamilton yang lahir di Stevenage, 7 Januari 1985 mengakui bahwa masa kecil yang dilaluinya terbilang sulit.

“Saya tumbuh sebagai anak-anak tanpa memiliki apapun. Saya dikelilingi anak-anak yang mampu pergi ke toko dan membeli permen sedangkan saya tak punya uang untuk membelinya.”

“Saya juga ingat ketika mendapatkan 10 pound dari hasil mencuci mobil, menabung uang itu untuk membeli CD pertama. Saya ingat semua itu,” kata Hamilton dalam wawancara dengan AS.

Kini, setelah hidupnya berubah drastis, Hamilton mengakui bahwa ia tak melupakan sikap hemat dalam kehidupan sehari-harinya.

“Saya kini memiliki lebih banyak uang di rekening saya, namun tetap saja saya berpikir beberapa hal terlalu mahal dan kemudian menilai bahwa lebih baik uang yang ada ditabung,” ujar Hamilton.

Meski demikian, Hamilton juga tak memungkiri bahwa ia menikmati kekayaan yang dimilikinya saat ini dan menghabiskannya untuk pergi wisata di tengah kesibukannya sebagai pebalap F1.

“Saat saya tak ada di lintasan, maka saya bukanlah pebalap. Dalam 12 hari terakhir, saya ada di sebuah tempat di mana tak ada satu pun orang yang tahu saya dan tak ada kamera. Rasanya sangat menyenangkan,” kata Hamilton.

Belajar dari Ibu

Selain berusaha tetap menghargai nilai uang dan berhemat, Hamilton juga menyebut sosok Ibu memberinya contoh hebat dalam berperilaku sehari-hari.

“Dulu Ibu saya selalu mengatakan semua baik-baik saja walaupun dia tengah menjalani hari yang buruk. Itulah yang saya coba lakukan saat ini.”

“Ketika saya menjalani hari yang buruk, saya ingin teman saya tak mengetahuinya. Karena bila mereka mengetahuinya, maka mereka juga bakal turut merasakan hari yang tak menyenangkan seperti saya,” tutur Hamilton.

 

(CNN INDONESIA.com)

Leave a Reply