Kontes Kecantikan Virtual Berjuri Robot

Lifestyle231 Views

KEPRIPOS.COM (KPC), Jakarta — Kecantikan dan teknologi bukan lagi sebuah paduan yang aneh. Justru sekarang ini, teknologi dianggap berperan serta untuk membuat seseorang terlihat lebih percaya diri. Bukan sekadar untuk membantu perempuan terlihat cantik dalam setiap tampilannya. Namun kini para ilmuwan memanfaatkan teknologi untuk ‘membawa’ kecantikan ke tingkat baru.

Mengutip Allure, teknologi justru menentukan kecantikan seseorang. Musim panas lalu, Youth Laboratories, sebuah perusahaan pengembangan teknologi meluncurkan aplikasi Beauty Al 2.0. Aplikasi tersebut memungkinkan laki-laki dan perempuan berkompetisi untuk menentukan siapa yang tercantik dan tertampan. Aplikasi ini seperti layaknya sebuah kontes ratu dan raja kecantikan.

Hanya saja kompetisi kecantikan ini dinilai oleh kecerdasan buatan, alias robot.

Mengutip Business Insider, lebih dari 6000 kontestan mengikuti kompetisi ini. Foto-foto mereka akan dinilai oleh robot juri. Tak ada batasan untuk mengikuti kompetisi ini, namun peserta tak boleh menggunakan make-up, kacamata, atau pun berjenggot. Penilaian ratu kecantikan ini tak didasarkan pada bagaimana rupa mereka saat memakai baju renang, gaun malam, atau bakat khusus yang dimiliki. Foto-foto kontestan akan dievaluasi dengan standar algoritma, RYNKL.

Algoritma ini akan menilai orang berdasarkan keriput yang dimiliki. Sementara algoritma lainnya adalah PIMPL yang mengalisis kulit. Selain itu mereka juga akan mengevaluasi simetri wajah, perbedaan antara usia kulit dengan usia sebenarnya, serta perbandingan dengan orang tersebut dengan model dan aktor dalam kelompok usia yang sama.

Dari penilaian robot itu, terpilihlah 44 pemenang yang dibagi dalam kategori usia masing-masing. Namun hasilnya tidak mencerminkan banyak keanekaragaman. Dari seluruh hasil penilaian, kebanyakan pemenang didominasi oleh orang yang berkulit cerah.

“Saya menemukan bahwa ada banyak kontestan yang saya pribadi bilang kalau dia lebih menarik dibandingkan pilihan robot. Tapi sepertinya kami memiliki bias individu yang terlalu besar dalam urusan pendapat bahkan dalam tim,” ucap Zhavoronkov kepada the Observer.

Namun sebenarnya proyek kontes kecantikan ini bukanlah yang utama. Namun aplikasi tersebut memiliki tujuan lebih besar. Perusahaan tersebut mengatakan kalau mereka sedang mencari cara yang lebih efektif untuk menghambat penuaan.

 

(CNN INDONESIA.com)

Leave a Reply