Harga CPO Melemah, Dipicu Permintaan Lesu dan Produksi yang Meningkat

Harga kontrak minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Derivatif Malaysia tercatat melemah pada penutupan perdagangan Senin 14 April 2025. Tekanan datang dari permintaan yang melemah serta prediksi peningkatan produksi dalam beberapa pekan ke depan.

Analis dan pedagang CPO, David Ng, mengungkapkan bahwa pelemahan ini sebagian besar dipengaruhi oleh turunnya permintaan akibat harga minyak nabati alternatif seperti minyak kedelai yang lebih murah.

“Peningkatan produksi ini sesuai dengan pola musiman, di mana pada periode ini biasanya terjadi lonjakan hasil panen. Kami memperkirakan tren naik produksi ini akan terus berlanjut hingga September,” jelas David.

Lebih lanjut, ia memperkirakan bahwa harga CPO akan berada pada level support di RM4.100 per ton, sementara level resistance diperkirakan mencapai RM4.300 per ton.

Berdasarkan data penutupan perdagangan, kontrak CPO untuk April 2025 turun RM107 menjadi RM4.354 per ton. Sementara itu, kontrak untuk Mei 2025 juga mengalami penurunan sebesar RM40 ke level RM4.293 per ton. Penurunan serupa juga terjadi pada kontrak Juni 2025 yang melemah RM42 menjadi RM4.170 per ton.

Untuk kontrak pengiriman Juli 2025, harga turun RM33 ke posisi RM4.107 per ton. Sedangkan kontrak Agustus 2025 turun RM28 menjadi RM4.072 per ton, dan September 2025 melemah RM26 ke level RM4.048 per ton.

Volume perdagangan juga tercatat menurun menjadi 80.065 lot dari 85.695 lot pada akhir pekan sebelumnya. Namun, open interest atau jumlah kontrak terbuka justru naik menjadi 244.009 kontrak, dari sebelumnya 243.199.

Adapun untuk harga fisik CPO wilayah Selatan Malaysia untuk April 2025 tercatat tetap stabil di level RM4.520 per ton, tidak berubah dari hari sebelumnya.

Kondisi pasar ini menunjukkan bahwa pelaku industri sawit perlu waspada terhadap tren musiman dan dinamika permintaan global, terutama di tengah persaingan harga dengan minyak nabati lainnya yang lebih kompetitif.***

(Bernama)