Harga CPO Menguat di Tengah Pelemahan Ringgit, Berikut Penjelasannya

Harga CPO kontrak berjangka di Bursa Malaysia ditutup lebih tinggi pada Senin, 19 Mei 2025, seiring penguatan tren pasar minyak nabati global dan pelemahan nilai tukar ringgit.

Analis pasar minyak sawit David Ng menyebutkan bahwa pelemahan ringgit turut menjadi faktor utama yang mendukung sentimen penguatan harga dalam jangka pendek. “Kami melihat support pada RM3.800 per ton dan resistance pada RM4.000,” ujarnya.

Sementara itu, analis senior dari Fastmarkets Palm Oil Analytics, Dr. Sathia Varqa, menyatakan bahwa kenaikan harga CPO juga didorong oleh optimisme meningkatnya permintaan dari negara-negara utama seperti India, China, dan Afrika.

Ia menambahkan, proyeksi kenaikan ekspor minyak sawit Malaysia sebesar 5–9 persen untuk periode 1–20 Mei 2025 turut memperkuat sentimen pasar. Angka resmi ekspor dijadwalkan dirilis dalam waktu dekat.

“Turunnya harga kelapa sawit, pemulihan diskon harga, serta berkurangnya ekspor CPO dari Malaysia untuk pengiriman bulan Juni menjadi pendorong utama kenaikan harga hari ini,” jelasnya.

Berikut ini pergerakan harga kontrak spot CPO untuk sejumlah bulan pengiriman:

  • Juni 2025 naik RM52 menjadi RM3.891 per ton
  • Juli 2025 naik RM65 menjadi RM3.893 per ton
  • Agustus 2025 naik RM67 menjadi RM3.882 per ton
  • September 2025 naik RM66 menjadi RM3.874 per ton
  • Oktober 2025 naik RM63 menjadi RM3.872 per ton
  • November 2025 naik RM59 menjadi RM3.877 per ton

Namun, volume perdagangan tercatat menurun menjadi 56.961 lot dari 74.573 lot pada Jumat sebelumnya. Open interest juga turun menjadi 237.903 kontrak dari sebelumnya 239.366 kontrak.

Adapun harga fisik CPO untuk wilayah Selatan Malaysia pada Juni 2025 tercatat naik tipis RM40 menjadi RM3.950 per ton.***