Masyarakat Tambelan Terancam Kelaparan, Kapal Tak Berani Terjang Ombak Tinggi

BATAM – Tingginya ombak dan gelombang laut dalam beberapa hari terakhir membuat kapal pemasok kebutuhan pokok tidak berani memasuki pulau terpencil di Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan. Hal ini menyebabkan persediaan kebutuhan pokok dan bahan bakar di pulau itu mulai menipis.

“Kebutuhan kami di sini semuanya dipasok dari luar baik bahan pangan maupun bahan bakar. Jika tidak ada kapal yang berani masuk menghadang ombak maka alamatlah kami kehabisan pangan sebab stok pangan dan BBM telah menipis,” ujar Camat Tambelan Akhyaruddin, Selasa (16/1).

Menurut dia, dalam beberapa hari terakhir tidak ada kapal yang berani menerjang ombak tinggi menuju kecamatan terpencil di Kabupaten Bintan itu. Bahkan kapal Sabuk Nusantara 39 yang kemarin berencana membawa bantuan untuk masyarakat Tambelan, balik ke Bintan karena ombak tinggi.

“Ombak mencapai 5-6 meter. Masyarakat kami yang umumnya nelayan juga tidak melaut,” katanya.

Camat mengatakan, setelah peristiwa bencana longsor dan banjir yang terjadi di Tambelan pada Minggu (14/1) kemarin, saat ini kondisi masyarakat kembali normal.

Hujan lebat yang terus menerus mendera Tambelan selama tiga hari telah menyebabkan beberapa tebing di kecamatan yang terdiri dari beberapa pulau tersebut mengalami banjir dan tanah longsor.

“Kondisi sekarang telah normal. Masyarakat kembali beraktivitas seperti ‘sedia kala’ walau cuaca saat ini mendung dan ombak masih tinggi,” kata Akhyaruddin.

Dia melanjutkan, dalam beberapa hari ke depan jika tidak ada kapal yang membawa pasokan pangan ke daerahnya dikhawatirkan masyarakat di daerahnya tidak punya pangan dan BBM.

Menurut dia, program tol laut di daerahnya dilakukan oleh armada Sabuk Nusantara dan biasanya pasokan makanan dan BBM dipasok oleh Sabuk Nusantara 30, 39 dan 62. Tapi karena kapal pengangkut tersebut tidak berani melintasi ombak yang besar menyebabkan bahan pangan didaerahnya makin menipis. (*)

Leave a Reply