Bisnis Perbankan Syariah Tumbuh Paling Pesat di Jawa Timur

Ekbis106 Views

KEPRIPOS.COM (KPC), Surabaya — Sejarah kota-kota besar di Jawa Timur sebagai basis organisasi Muslim besar di Indonesia turut membantu pertumbuhan perbankan syariah nasional. Faktanya, bank-bank syariah lebih mudah menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat di provinsi tersebut.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur Benny Siswanto mengatakan, pangsa aset perbankan syariah hingga Juli 2016 tercatat mencapai 4,5 persen hingga 4,8 persen. Jumlah tersebut diproyeksi meningkat jika nantinya Bank Jatim secara resmi memisahkan Unit Usaha Syariah (UUS) nya menjadi Bank Umum Syariah (BUS).

“Total pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah di Jawa Timur telah mencapai Rp24,3 triliun,” kata Benny dalam acara Indonesia Sharia Economy Festival di Surabaya, Rabu (26/10).

Ia menjelaskan pembiayaan sebesar Rp24,3 triliun tersebut disalurkan dengan komposisi penyaluran kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebesar 26 persen dan sisanya disalurkan untuk sektor lainnya.

Sementara itu, simpanan masyarakat di perbankan syariah Jawa Timur telah mencapai Rp20,1 triliun atau baru 4,4 persen dari total seluruh simpanan masyarakat di Jawa Timur.

Benny menambahkan, dengan adanya peluncuran buku Dinamika Produk dan Akad Keuangan Syariah oleh Bank Indonesia, ia berharap masyarakat akan semakin paham jasa-jasa keuangan yang berdasarkan prinsip syariah.

Menurutnya, dengan semakin yakinnya masyarakat akan prinsip kesyariahan yang dimiliki oleh lembaga-lembaga keuangan syariah, tentunya akan ikut menggerakkan perekonomian nasional.

“Maka akan berkorelasi positif dengan pertumbuhan industrinya,” ujarnya.

Sementara itu Deputi Gubernur BI Hendar mengakui, literasi keuangan syariah di Indonesia masih rendah. Banyak hal yang menyebabkan rendahnya literasi keuangan syariah, antara lain pengetahuan dan pemahaman masyarakat yang masih rendah terhadap produk dan akad keuangan syariah yang menggunakan istilah-istilah Arab.

“Artinya kalau nanti kita menggunakan istilah-istilah dalam bahsa Arab itu nanti kita harus juga sosialisasikan padanannya dalam bahasa Indonesia, sehingga itu mudah dipahami. Tentu tidak bisa kita eliminir sama sekali,” katanya.

 

(CNN INDONESIA.com)

Leave a Reply