KEPRIPOS.COM (KPC), Jakarta — Facebook akhirnya memutuskan untuk menghentikan sementara aktivitas mengumpulkan informasi pengguna WhatsApp di semua negara di Eropa. Hal tersebut dilakukan setelah perusahaan menghadapi tekanan dari Otoritas Perlindungan Data Uni Eropa.
Pihak perusahaan mengkonfirmasi telah menghentikan penggunaan data pengguna WhatsApp untuk keperluan produk dan periklanan sejak pekan lalu.
Langkah ini merupakan kelanjutan dari aksi keberatan yang diajukan sejumlah negara selama tiga bulan terakhir.
Meski begitu, Facebook diketahui tak patah arang dengan keputusan ini. Pihak perusahaan diketahui akan kembali melakukan negosiasi untuk melanggengkan aksi penggunaan data nomor telepon pengguna WhatsApp.
“Kami berharap bisa melakukan pembicaraan lebih lanjut dengan Komisi Perlindungan Data Inggris dan negara lainnya. Kami tetap terbuka untuk bekerja sama mengatasi kekhawatiran mereka,” tulis Facebook seperti dilansir IB Times.
Penangguhan Facebook untuk mengirimkan data pengguna WhatsApp juga telah dikonfirmasi oleh Komisi Perlindungan Data Irlandia yang mengatakan akan mengambil ‘langkah yang pantas’ terkait kebijakan baru tersebut. Pemerintah Irlandia mengatakan akan membuat pilihan keputusan berupa himbauan ke warganya untuk tetap atau berhenti menggunakan layanan WhatsApp.
Sebelum memutuskan menunda kebijakan berbagi data, Facebook diketaahui menerima sebuah surat terbuka dari 28 otoritas perlindungan data di negara-negara Uni Eropa.
Dalam surat tersebut, poin utama yang disampaikan yakni rasa keberatan terhadap praktek berbagi data nomor telepon. Upaya pengajuan banding ke CEO Jan Koum disebut juga menjadi pertimbangan hingga Facebook bisa mengatasi permasalahan legalitas penggunaan data untuk kepentingan perusahaan.
“Mereka telah sepakat untuk menghentikan sementara penggunaan data pengguna WhatsApp di Inggris untuk tujuan iklan dan pengembangan produk. Kami ingin mengetahui status hukum yang jelas untuk kebijakan tersebut,” kata Elizabeth Denham, Komisaris Informasi Inggris (ICO) dalam sebuah pernyataan.
Ia mengaku khawatir konsumen tidak benar-benar dilindungi dan tidak mendapatkan keadilan dengan kebijakan baru Facebook. Terlebih menurutnya, Facebook tidak menginformasikan lebih detil informasi tersebut kepada penggunanya.
“Saya tidak yakin WhatsApp telah mendapatkan persetujuan dari pengguna untuk memakai data mereka sebagai sarana promosi Facebook,” tambahnya.
Seperti diketahui pada Agustus lalu, Facebook secara sepihak mengubah kebijakan privasi pengguna WhatsApp dan berniat untuk berbagi data nomor telepon seluler. Hal itu bertolak belakangan dengan sumpah pendiri dan CEO WhatsApp Jan Koum untuk melindungi data penggunanya.
Data nomor telepon seluler yang diserahkan WhatsApp tentu akan menguntungkan bisnis iklan Facebook. Mengingat perusahaan milik Mark Zuckerberg ini akan memanfaatkan data untuk iklan dan memberi rekomendasi konten yang dianggap relevan dengan pengguna Facebook.
(CNN INDONESIA.com)