KEPRIPOS.COM (KPC)– Meski belum resmi meluncur untuk pasar otomotif Tanah Air, motor teranyar milik pabrikan motor asal Inggris yang sekarang dibeli oleh India, Royal Enfield Himalayan, telah diuji ketangguhannya oleh VIVA.co.id.
Sesuai dengan nama yang disematkan, Himalayan dijajal oleh satu-satunya jurnalis perempuan dari Indonesia selama enam hari di Pegunungan Himalaya.
Titik awal perjalanan dimulai dari Leh, Ladakh, India, menuju Khardung La. Dengan menempuh jarak 100 kilometer (km) belasan wanita dari seluruh penjuru dunia harus melewati jalur tak beraspal, sempit, dengan sisi kanan tebing dan kiri jurang.
Khardung La diklaim sebagai jalan tertinggi di dunia, dengan elevasi 5.600 meter dari permukaan laut.
Menggunakan ban depan 90/90-21 dan ban belakang 120/90-17, Royal Enfield Himalayan mampu melaju di jalan berbatuan dan tikungan tajam dengan stabil.
Berbekal mesin berkapasitas 411cc, motor penjelajah ini memiliki torsi maksimal 32 Newton meter. Torsi tersebut dinilai sangat lembut, karena pengendara dapat dengan mudah mengendalikan motor, meski kondisi jalan sangat ekstrem.
Selain itu, Himalayan juga mampu menyemburkan tenaga maksimal hingga 24,5 daya kuda, yang dikawinkan dengan transmisi lima percepatan.
Akselerasi yang responsif untuk setiap perpindahan gigi memudahkan pengendara untuk tetap mengendalikan laju kendaraan di jalur berbatu, dengan posisi tubuh berdiri.
Kecepatan maksimal yang dapat dicapai VIVA.co.id saat menjajal motor ini mencapai 110 km per jam. Meski dipacu dengan kecepatan tinggi, motor ini sungguh stabil, karena memiliki desain bodi yang ramping.
Saat melewati tikungan-tikungan yang tajam, motor juga mampu dikontrol dengan baik, karena memiliki keseimbangan yang maksimal.
Dengan kapasitas tangki bensin mencapai 15 liter, Himalayan mampu menempuh jarak lebih dari 200 mm.
Untuk sistem pengereman, Royal Enfield Himalayan disematkan rem cakram berukuran 300 milimeter (mm) dua kaliper untuk rem depan dan 240 mm disc satu kaliper untuk rem belakang.
Saat berada di tikungan dan jalan berbatuan, tidak ada gejala goyang ketika tuas rem ditarik secara tiba-tiba.
Suspensi depan model teleskopik dan belakang monoshock yang dipasang juga cukup nyaman untuk perjalanan ratusan km setiap hari.
Satu-satunya kendala pada Himalayan adalah penggunaan karburator untuk suplai campuran bahan bakar dan udara mesin. Sistem karburator dikenal tidak ideal untuk digunakan ke tempat-tempat yang beda elevasinya cukup besar.
Hal ini terbukti saat VIVA.co.id berkendara menuju Khardung La. Karena elevasinya yang tinggi, minimnya kandungan oksigen di udara membuat campuran bensin menjadi kaya, sehingga mesin tersendat-sendat.
(VIVA.co.id)