KEPRIPOS.COM (KPC), BATAM – Kendati banyak perusahaan tutup di Batam akibat melemahnya perekonomian, nilai investasi di kota itu justru menguat.
“Data Bank Indonesia, investasi sendiri justru menguat pada triwulan I 2017. Investasi tumbuh 4, 87 persen menguat dibanding triwulan sebelumnya yang hanya 3,11 persen,” ujar Kepala Bank Indonesia Kpw Kepri, Gusti Raizal Eka Putra, Selasa (30/5/2017).
Dia mengatakan, nilai investasi menguat dengan realisasi terbesar pada sektor industri serta pembangunan perumahan dan hotel.
Sedangkan dari sisi lapangan usaha, perlambatan ekonomi terutama bersumber dari penurunan kinerja sektor industri pengolahan dan pertambangan.
Sektor industri pengolahan mengalami kontraksi 0, 23 persen kontraksi menurun dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,22 persen akibat tingkat permintaan yang masih rendah khususnya pada industri pendukung migas, kapal,dan besi baja.
Pada Triwulan I 2017, perekonomian Provinsi Kepri mengalami perlambatan. Pertumbuhan ekonomi di Kepri hanya mencapai 2,02 persen atau lebih rendah dibanding pertumbuhan triwulan IV 2016 sebesar 5, 24 persen.
Gusti menyebutkan, melambatnya kondisi ekonomi Kepri itu dipengaruhi banyak hal. Misalnya dari sisi permintaan, perlambatan ekonomi triwulan I dipengaruhi oleh penurunan net ekspor dan konsumsi pemerintah.
“Net ekspor mencatatkan kontraksi 6,92 persen terutama bersumber dari penurunan ekspor antar wilayah. Konsumsi pemerintah mengalami kontraksi 5, 26 persen dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 0,29 persen dikarenakan tertundanya proses pengesahan APBD sehingga mempengaruhi realisasi belanja yang saat ini baru sebesar 8,8 persen,” tuturnya.
Namun demikian, Gusti menyebutkan perlambatan ekonomi yang lebih dalam dapat tertahan oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 6,95 persen tumbuh dibanding triwulan sebelumnya sebesar 6,12 persen, ditopang perayaan Hari Raya Imlek, Cap Go Meh dan penurunan tingkat pengangguran. (*)