Senam yang Jadi Petaka China di Olimpiade Rio

Olahraga138 Views

KEPRIPOS.COM (KPC), Jakarta — Ada kisah yang sudah tertebak sebelumnya –dengan Simone Biles dan Kohei Uchimura sebagai tokoh utama– dan ada kisah yang tak disangka-sangka, ketika China gagal total dan pulang dari Rio De Janeiro tanpa emas dari cabang olahraga senam.

Delapan tahun setelah China mengempaskan semua musuh-musuhnya untuk memenangi sembilan dari 14 emas senam di Olimpiade Beijing –termasuk di antaranya tujuh emas dari delapan nomor putra– berbagai negara bersorak gembira karena China hancur dengan memalukan.

Tanda-tanda pertama kemunduran mereka telah terlihat di Olimpiade London ketika senam hanya membawa pulang empat emas. Tapi pencapaian itu masih membuat China menduduki puncak klasemen senam.

Di Rio, mereka hanya merebut dua perunggu, yang keduanya direbut dari nomor tim. Juara dunia, You Hao, bahkan terjatuh ketika berkompetisi di nomor palang sejajar. Insiden itu kini menjadi simbol mimpi buruk senam China.

Rekan setim Hao, Deng Shudi, juga menuturkan kesengsaraan China.

“Saya tak tahu apa yang terjadi. Otak saya kosong,” kata Deng setelah negaranya gagal merebut emas senam untuk kali pertama sejak Olimpiade 1984.

Keruntuhan China menjadi berkat bagi sembilan negara lain yang berbagi emas senam. Amerika Serikat kemudian mengambil alih tempat China dalam klasemen berkat penampilan Biles yang luar biasa.

Tanpa diragukan lagi Biles menjadi bintang Rio De Janeiro dan menjawab harapan mereka yang menjagokannya di Olimpiade. Ia mendapatkan empat emas dan menyamai rekor emas terbanyak seorang pesenam putri di satu kali penyelenggaran Olimpiade.

Jika tidak terpeleset di final senam palang tunggal, maka Biles seharusnya mendapatkan lima emas. Namun Biles harus puas dengan perunggu, sementara emas direbut Sanne Wevers dari Belanda. Wevers menjadi pesenam pertama dari negeri Tulip yang merebut emas dari nomor tunggal.

Uchimura mengemban nama julukan ‘Supermura’ dengan baik dengan membawa Jepang mendapatkan emas dari nomor beregu. Ia juga menjadi pesenam putra pertama dalam 44 tahun terakhir yang mempertahankan emas dari nomor kombinasi.

Atlet 27 tahun itu juga memenangi enam gelar juara dunia secara beruntun dan disebut-sebut sebagai “yang terbaik sepanjang masa” oleh Nadia Comaneci.

“Lihatlah yang ia capai untuk waktu yang lama. Tak terkalahkan selama delapan tahun. Itulah warisannya,” kata mantan pesenam Rumaina itu.

Dengan Olimpiade selanjutnya akan digelar di tanah kelahirannya sendiri di Jepang, langkah Uchimura belum selesai.

(CNN INDONESIA.com)

Leave a Reply