Tahukah Kamu Aceh dan Amerika Serikat Pernah Berperang di Tahun 1831 dan 1838

KEPRIPOS.COM – Jauh sebelum Indonesia merdeka, rakyatnya sudah pernah berperang melawan negara adidaya di zaman modern ini, Amerika Serikat (AS).

Di tahun 1838, saat itu di Aceh berdiri negara berdaulat Kesultanan Aceh. Salah satu wilayahnya adalah kota perdagangan internasional, Kuala Batu.

Dikutip dari buku ‘Perang Terlama Belanda, Kisah Perang Aceh 1873-1913’, yang ditulis Nino Oktorino, pada tahun 1838, sebuah kapal dagang AS, Friendship, dibajak oleh sekelompok bajak laut di Kuala Batu.

Saat itu, kapal Friendship datang ke Aceh untuk membeli merica. Namun, saat kapten kapal turun ke pantai, tiga kapal perompak datang, menjarah seluruh isi kapal, dan membunuh sebagian awak kapal.

Perompakan kapal Friendship terdengar ke telinga presiden AS ke-7, Presiden Andrew Jackson. Sang presiden marah, dan memerintahkan salah satu kapal terbaik AS saat itu, USS Potomac untuk datang ke Aceh dan menghukum penduduk setempat.

Dibawah komando Komodor John Downes, USS Potomac datang ke Aceh secara diam-diam. Menyamar sebagai kapal berbendera Denmark, USS Potomac berhasil masuk Kuala Batu, dan menurunkan 282 prajurit marinir bersenjata lengkap, dengan dilengkapi meriam ringan.

Pasukan marinir ini kemudian menggempur benteng Aceh, dan membakar kapal-kapal lokal di pelabuhan. Sebagai bantuan tembakan meriam berat, ada USS Potomac yang berada dekat pelabuhan.

Atas serangan ini, prajurit Aceh di Kuala Batu mengalami kekalahan. Seorang uleebalang dan 150 prajuritnya gugur.

Pasukan marinir AS tak puas sampai disitu. Mereka melanjutkan serangan, berakibat 300 orang Aceh lainnya tewas. Hingga akhirnya pemimpin Aceh berjanji tak akan ada perompakan lagi, barulah pasukan AS mengundurkan diri.

Namun, tahun 1838, terjadi lagi perompakan terhadap kapal AS, Eclipse di perairan Aceh. Para awak kapal kembali dibunuh perompak.

AS kemudian mengirimkan empat kapal perangnya menggempur Kuala Batu. Tidak diketahui berapa korban, namun sebuah desa hancur akibat serangan ini.

Setelah dua peristiwa ini, tidak ada lagi laporan perompakan ke kapal berbendera AS di perairan Aceh. Namun, Belanda memanfaatkan dua peristiwa perompakan ini sebagai alasan untuk menaklukkan Aceh. (bertuahpos)

Leave a Reply