AirNav Sorong Akan Operasikan Mobile Tower Pertama di RI

Ekbis339 Views

KEPRIPOS.COM (KPC), Sorong — Otoritas Bandar Udara Domine Eduard Osok, Kota Sorong, Papua Barat melakukan pembenahan menyeluruh terhadap kualitas infrastruktur maupun sistem navigasi bandara sejak diresmikan oleh Kementerian Perhubungan pada April 2016.

Antara lain dengan memperpanjang landasan pacu menjadi 2.500 meter dan menyempurnakan sistem navigasi bandara, termasuk merenovasi menara pengendali atau air traffic control (ATC).

Hadi Mulya selaku penanggung jawab Airnav Indonesia Kantor Pelayanan Navigasi Penerbangan (KPNP) Kota Sorong, mengatakan renovasi kabin menara ATC wajib dilakukan mengingat struktur bangunannya banyak yang retak usai gempa tahun lalu.

Sambil menunggu renovasi menara selesai, Hadi mengatakan AirNav akan mengoperasikan mobile tower ATC guna mengatur navigasi penerbangan untuk smeentara waktu.

“Mobile tower dari cabang Jayapura rencananya akan difungsikan untuk pemberian pelayanan terkait lalu lintas penerbangan,” ujar Hadi di kantornya, Sorong, Rabu (24/8).

Hadi menjelaskan, pengoperasian mobile tower untuk mengantisipasi gangguan saat proses renovasi tower. Hal ini agar panduan navigasi lalu lintas pesawat dapat berjalan lancar.

Pengoperasian mobile tower, kata Hadi, masih menunggu tim manajemen keamanan dari Jayapura. Apabila jadi dioperasikan, bandara Sorong nantinya akan menjadi bandara pertama di Indonesia yang menggunakan mobile tower.

“Kalau memang mobile tower bisa untuk pelayanan, kita akan lakukan pemindahan dari tower ke mobile tower. Mobile tower ini jadi yang pertama di Indonesia,” ujarnya.

Secara statistik, AirNav KPNP Sorong telah melayani pergerakan pesawat rata-rata 45-50 per hari. Total pergerakan pesawat yang mereka layani dari bulan Januari-Juni 2016 sebanyak 7.691 aktivitas penerbangan.

Saat ini, tower ATC yang sedang direnovasi masih bisa digunakan. Mobile tower sendiri, masih terparkir tak jauh dari tower utama.

Secara ukuran, mobile tower tidak sebesar tower ATC utama. Ruangan yang berdiri dengan topangan truk tersebut, hanya dapat diisi hingga empat orang. Namun, fasilitas di dalamnya tak jauh berbeda dengan tower ATC utama.

Selain tower, Hadi berkata, pihaknya sedang mengupayakan peningkatan fasilitas navigasi bandara tersebut, yakni peremajaan alat navigasi bernama instrument landing system (ILS).

Walaupun, peningkatan fasilitas ILS itu disebut masih menunggu penyelesaian landasan pacu yang rencananya akan diperpanjang hingga 2500 meter.

“Proses ILS masih lelang, mudah-mudahan tahun ini selesai, dan 2017 awal bisa dipakai untuk perpanjangan runway,” kata Hadi.

ILS, kata Hadi, berfungsi membantu pilot untuk mendaratkan pesawat. Dengan ILS, pilot akan lebih mudah mendaratkan pesawat secara presisi, dan tower air traffic controller (ATC) juga turut terbantu.

Selama proses pembangunan, Bandara Sorong, kata Hadi, mengandalkan alat indikator presisi atau precision approach indicator (PAPI). Namun, alat tersebut tidak bisa membantu pendaratan pesawat jika terjadi cuaca buruk.

“Jadi, pada saat cuaca buruk hanya mengandalkan visual (lihat lampu di daratan), kalau tidak lihat bisa langsung go round. Kalau ada ILS bisa dipandu mendarat sampai berhasil,” kata Hadi.

Namun, menurut Hadi, kondisi bandara Sorong tidak memiliki banyak hambatan yang menghalangi pesawat untuk mendarat, seperti gunung atau lembah. Hal ini karena didukung oleh letak geografis bandara yang dekat dengan laut.

Bandara Sorong yang kini baru memiliki landasan pacu sepanjang 2100 meter, baru bisa didarati pesawat reguler jenis Boeing 737, yang biasanya digunakan maskapai Express Air, Garuda Indonesia, Nam Air, Sriwijaya Air, Travira dan Wings Air,

Sementara untuk penerbangan perintis, bandara tersebut juga melayani maskapai Susi Air dengan tujuan Kambuaya, Inawatan, Teminabuan, Marinda/Wasai, dan Ayawasai.

 

(CNN INDONESIA.com)

Leave a Reply