KEPRIPOS – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) menyoroti pengelolaan sampah sebagai penyebab terjadinya banjir. Menurutnya, pengelolaan sampah, khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), tidak berjalan dengan baik.
“GMKI menilai investasi ini belum berjalan dengan baik, bahkan dalam keberjalanan mengalami kegagalan. Pemerintah pusat maupun daerah harus lebih serius dan progresif mewujudkan energi bersih serta meningkatkan alokasi anggaran intensif untuk pengelolaan pengelolaan sampah di beberapa kota,” kata Ketua PP GMKI Jefri Gultom dalam keterangannya, Senin (22/2/2021).
Jerfi menyebut, pada 2019, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan pembangunan PLTSa di 12 kota besar. Di Surabaya, PLTSa bertenaga 10 MW dengan investasi US$ 49,86 juta, Bekasi PLTSa bertenaga 9 MW dengan investasi US$ 120 juta. Sementara di Jakarta PLTSa bertenaga 38 MW dengan investasi US$ 345,8 juta, dan Bandung PLTSa bertenaga 29 MW dengan investasi US$ 245 juta.
Kemudian, Surakarta PLTSa bertenaga 10 MW, Palembang PLTSa bertenaga 20 MW, dan Denpasar PLTSa bertenaga 20 MW. Di tiga lokasi itu, investasi sebesar US$ 297,82 juta.
BEM SI Desak Pemerintah dan DPR Revisi UU ITE
Jefri mengutip data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Menurutnya, timbunan sampah di Indonesia pada tahun 2020 sekitar 67,8 juta ton.
“Jika tidak dikelola dengan baik, sampah akan menjadi persoalan besar bagi generasi masa depan. Pencemaran ekosistem darat dan air akan menjadi ancaman kesehatan manusia,” katanya.
Selain itu, Jefri menyoroti soal rendahnya kesadaran masyarakat terhadap dampak sampah sehingga masih banyak orang yang membuang sampah sembarangan.
“Survei BPS tahun 2018 menyebutkan 72 persen masyarakat tidak peduli sampah. Artinya, secara kultural, masyarakat Indonesia belum memiliki kesadaran penuh dampak sampah,” kata mahasiswa Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia ini.
“Selain itu, perlu kehadiran pemerintah untuk menjawab persoalan sampah. Menurut data Kementerian LHK, 30 persen sampah Indonesia tidak terangkut, langsung mencemari lingkungan,” katanya. (detikcom)