KEPRIPOS.COM (KPC), BATAM – Meski telah meraih penghargaan sebagai daerah bersih, Piala Adipura Kirana di tahun 2016 serta kembali masuk nominasi di tahun 2017 ini, namun
Kabupaten Karimun masih memiliki pekerjaan rumah dalam hal pengelolaan sampah. Terutama sampah yang ada di laut. Hal ini pula menjadi kendala sehingga Karimun selalu gagal meraih penghargaan Adipura.
“Saat ini kita belum mampu mengelola sampah laut,” kata Bupati Karimun Aunur Rafiq, belum lama ini.
Namun meski demikian, disebutkan Rafiq, program kebersihan yang telah disusun akan dilaksanakan sepenuhnya. Untuk sekarang, pemerintah daerah tengah fokus melaksanakan pengelolaan sampah di daratan dulu.
“Tapi akan ada saatnya, setelah kita bisa mengelola sampah dan kebersihan di darat maka laut akan masuk,” ujarnya.
Dibenarkan Rafiq, laut harus ikut dibersihkan karena merupakan bagian dari Karimun. Selain itu, apabila lautan kotor dan banyak sampah maka akan berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan ke Karimun. Ini akan menjadi penghambat pariwisata yang juga sedang dikembangkan Kabupaten Karimun selain sektor industri dan pertanian.
“Karena laut juga akan menjadi unsur kebersihan suatu tempat, makanya kita mengimbau rumah-rumah pelantar dan hotel di pinggir laut untuk tidak membuang sampah ke laut. Itu akan berpengaruh terhadap kunjungan wisata,” kata orang nomor satu di Bumi Berazam itu.
Sementara itu dari pantauan di beberapa kawasan pantai di Pulau Karimun, seperti di sekitar jalan Haji Arab dan laut di sepanjang jalan Nusantara sangatlah kotor. Sampah-sampah plastik bertebaran di laut yang berada di bawah rumah pelantar ataupun belakang ruko serta hotel.
Apabila air pasang maka plastik berwarna warni akan mengapung di atas air. Namun apabila pasang maka sampah akan berserakan di atas pasir atau lumpur. (*)