Evolusi Pakaian Renang di Eropa dan Amerika Serikat

Lifestyle157 Views

KEPRIPOS.COM (KPC), Jakarta — Musim panas tahun ini agaknya kurang bersahabat bagi masyarakat muslim di Prancis. Hal ini disebabkan adanya larangan bagi perempuan menggunakan burkini; paduan burqa dan bikini. Burkini merupakan pakaian renang khusus wanita muslim.

Mengutip dari Huffington Post, kontroversi tersebut terjadi karena beberapa orang merasa bahwa burkini bukanlah pakaian renang yang sebenarnya. Mereka beranggapan bahwa pakaian renang yang ketat atau bikini yang terbuka adalah kostum renang bagi wanita Eropa dan Amerika Serikat.

Padahal, sebelum tren bikini terbuka itu hadir, wanita Eropa dan Amerika Serikat malah menggunakan baju renang tertutup. Seperti evolusi baju renang di Eropa dan Amerika Serikat yang dikumpulkan oleh National Geographic berikut ini:

1. Victorian Bathing Dress

Pakaian renang ini mungkin terlihat seperti kimono dan celana. Tapi, ini justru menjadi standar pakaian renang di era 1870-an. Bahannya pun bukan terbuat dari lycra, melainkan dari wol.

“Mereka sangat tidak nyaman, (pakaian renang ini) sangat berat dan sulit untuk kering,” ujar Asisten Profesor Sejarah Amerika Serikat di University of Nevada, Las Vegas, Deirdre Clemente.

Clemente menilai, pakaian renang yang kerap dipakai wanita di abad 19 ini lebih mencerminkan gaun dan pakaian malam ketimbang baju renang. Namun, untuk waktu yang lama, model pakaian renang ini tetap dipertahankan. Sebab bagi wanita abad Victoria, pakaian renang adalah tentang kesopanan.

Wanita-wanita ini juga menggunakan stoking saat berenang di pantai umum karena panjang ‘gaun’ renang ini hanya sampai dengkul saja.

Victorian Bathing Dress. (Nordisk Monster-tidende via Wikimedia Commons)

2. Women’s One-Piece

Pakaian renang yang terbuat dari wol tentu akan terasa berat. Untuk itu, perenang asal Australia, Annette Kellerman menganjurkan agar pakaian renang dibuat dengan bahan yang lebih ringan.

Rupanya, tak semua orang menyukai ide Kellerman. pada 1907, ia ditangkap di sebuah pantai di Boston karena mengenakan one-piece swimsuit.

“Keputusannya untuk mengenakan pakaian renang itu sangat berpengaruh pada evolusi pakaian renang,” ujar Clemente yang juga melakukan penelitian di bidang fesyen. “Perlahan tapi pasti, fungsi kesopanan dari pakaian renang akan terganti dengan faktor lain.”

Di tempat lain, pakaian renang pria kala itu juga masih menutupi dada. Terdapat sebuah foto yang menunjukkan Alexander Graham Bell menggunakan pakaian renang yang menutupi dada hingga paha. Begitu pula istri dan anaknya, Mabel dan Elsie.

Mereka menggunakan pakaian renang longgar yang terlihat seperti daster. Keduanya juga tidak mengenakan stoking karena tidak berada di pantai umum.

Women’s One-Piece. (Annette Kellerman via Wikimedia Commons)

3. Jazz Age Bathing Suits

Di era 1920-an, perubahan pakaian renang terlihat signifikan. Para wanita tidak lagi mengenakan pakaian renang yang panjang dan longgar, melainkan pakaian renang pendek.

Seiring berjalannya waktu, fesyen pun mulai berubah, sehingga aturan pakaian renang di pantai umum juga ikut berubah.

“Sejak akhir tahun 1920-an dan awal tahun 1930-an, menutup kaki di kebanyakan pantai akan dianggap kuno,” kata Clemente. “Sehingga saya bisa mengatakan bahwa di awal tahun 1930-an, banyak peraturan pantai yang hilang.”

Disebutkan Clemente bahwa pantai yang pertama kali mempopulerkan pakaian renang pendek dan tanpa stoking adalah Miami Beach.

Hal ini diusulkan oleh Jane Fisher, istri dari pengelola Miami Beach, Carl Fisher. Menurut Jane, cara tersebut adalah salah satu trik untuk menarik wisatawan.

Meski tak lagi menggunakan stoking, namun pakaian renang di era itu masih menutupi area dada hingga paha.

Jazz Age Bathing Suits. (SOL Mark Bathing Beauties via Wikimedia Commons)

4. Bare Chests and Skin-Tight Suits

Pada 1930-an, pakaian renang mulai terlihat lebih terbuka. Di mulai dari para pria yang tak lagi menutupi dada mereka, melainkan hanya menggunakan celana pendek saja. Sedangkan para wanita, mulai menggunakan pakaian renang ketat.

“Pada tahun tersebut (1930), pakaian renang mulai menanggalkan bagian punggung, begitu pula dengan gaun-gaun malam,” kata Clemente.

Tak hanya itu, pakaian renang wanita juga semakin pendek. Bagian atas semakin terbuka, menunjukkan pundak dan bagian dada wanita. Begitu pula dengan bagian bawahnya yang hampir memperlihatkan pangkal paha.

Skin-Tight Suits. (John Oxley Library via Wikimedia Commons)

5. Teeny-Weeny Bikinis

Desainer asal Prancis, Louis Reard memperkenalkan bikini pada tahun 1946. “Ini ada era di mana bikini meninggalkan faktor kesopanan dan tergantikan oleh faktor definitif dalam berpakaian,” ujar Clemente. Pakaian renang buatan Reard ini memang banyak memperlihatkan tubuh penggunanya.

Two-pieces suit, begitu lah pakaian renang ini disebut. Pakaian ini terdiri dari atasan yang hanya menutupi dada dan bawahan yang menutupi hingga pangkal paha atau paha saja.

Pada awalnya, banyak orang yang merasa bahwa bikini tidak pantas untuk digunakan. Hal ini turut ditunjukkan oleh sebuah artikel yang ditulis Alissa J. Rubin di New York Times, baru-baru ini.

Ia menulis, beberapa pantai di negara Katolik seperti Italia memiliki aturan yang ketat dalam melarang penggunaan pakaian renang mini.

Rubin juga membandingkan larangan penggunaan bikini di Italia dengan larangan penggunaan burkini di Prancis.

“Saya benar-benar kaget bahwa masyarakat sudah sampai pada titik yang memaksa perempuan untuk menghilangkan pakaiannya demi dapat masuk ke dalam satu lingkungan yang menilai mana saja pakaian yang layak,” kata Clemente.

Teeny-Weeny Bikinis. (UCLA Library via Wikimedia Commons)

(CNN INDONESIA.com)

Leave a Reply