Faisal Basri Gerah Holding BUMN Dibentuk Agar Rajin Berutang

Ekbis50 Views

KEPRIPOS.COM (KPC), Jakarta — Faisal Basri, Ekonom Universitas Indonesia (UI) mengaku gerah dengan alasan utama Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong pembentukan induk perusahaan (holding) pelat merah agar semakin mudah menambah likuiditas dengan cara berutang.

Menurut Faisal, Kementerian BUMN seharusnya tidak mengedepankan holding-isasi untuk menambah modal perusahaan induk.

“Sejauh ini terkesan upaya menambah modal akan dilakukan dengan cara meningkatkan kapasitas pendanaan atau agar bisa berutang lebih banyak,” kata Faisal dalam riset, dikutip Kamis (18/8).

Alasan pembentukan BUMN induk agar kapasitas berutang lebih besar dengan basis aset yang bertambah, menurutnya bukan merupakan insentif positif untuk mendorong manajemen secara sungguh-sungguh membenahi perusahaan.

“Doronglah BUMN mencari dana sendiri. Terbukti Pelindo III dan Pelindo II bisa meraup pendanaan miliaran dolar Amerika Serikat. Arahkan juga agar bisa meraup dana dengan merangkul mitra strategis,” jelasnya.

Menurut mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (Migas) tersebut, tantangan terbesar yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan migas nasional adalah memperkokoh ketahanan energi. Bukan dibentuk agar mempermudah PT Pertamina (Persero) yang diproyeksi sebagai holding BUMN migas untuk berutang.

“Sudah lama kita mengalami defisit minyak. Produksi sudah di bawah 800 ribu barel per hari (bph). Sedangkan konsumsi minyak sekitar 1,6 juta bph. Ada 800 ribu bph yang harus diimpor setiap hari untuk memenuhi kebutuhan BBM,” katanya.

Tingkatkan Eksplorasi

Oleh karena itu, Faisal menilai pembentukan holding migas bukanlah suatu hal yang penting saat ini.

Ia menganjurkan agar pemerintah mendorong Pertamina lebih fokus di hulu dengan menggalakkan ekplorasi dan eksploitasi serta menggalakkan pemilikan ladang minyak di luar negeri yang cadangannya besar. Langkah tersebut bertujuan untuk memasok kebutuhan kilang di dalam negeri yang direncanakan bakal bertambah.

Sementara itu, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) yang direncanakan melebur dengan PT Pertamina Gas sebagai anak usaha Pertamina bisa didorong untuk lebih kokoh di hilir sebagai perusahaan utilitas, memasok gas untuk rumah tangga, industri, dan bisnis.

 

(CNN INDONESIA.com)

Leave a Reply