Kasus DBD di Tanjungpinang Terus Menurun, Ini Data per Kelurahan

KEPRIPOS.COM (KPC), TANJUNGPINANG – Selama empat tahun terakhir, angka kematian akibat demam berdarah di Kota Tanjungpinang terus menurun.

Data Dinas Kesehatan setempat, tahun 2014 tercatat sebanyak 358 kasus demam berdarah, turun dibanding setahun sebelumnya 559 kasus. Tahun 2015 kasus DBD di Tanjungpinang juga menurun hingga 308 kasus. Sedangkan tahun 2016 dan sampai minggu pertama September 2017 hanya ada 59 kasus.

“Bahkan hingga Agustus 2017 belum ada warga yang meninggal akibat DBD,” kata Kepala Dinas Kesehatan Tanjungpinang, Rustam, di Tanjungpinang, Minggu (10/09/2017).

Untuk jumlah penderita DBD yang meninggal dunia, berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Tanjungpinang hanya satu orang pada tahun 2014, sedangkan tahun 2015 sebanyak dua orang.

“Tahun 2016 yang meninggal dunia akibat DBD hanya satu orang. Dari Januari-minggu pertama September 2017, belum ada orang meninggal dunia akibat DBD,” ucapnya.

Rustam mengemukakan distribusi penderita DBD menurut kelompok umur juga mengalami penurunan hingga 47 persen dari kelompok umur 5-9 tahun, 21 persen dari kelompok umur 10-14 tahun, 14 persen dari kelompok umur di atas 15 tahun, dan 5 persen dari kelompok umur kurang dari satu tahun. “Laki-laki 56 persen dan perempuan 44 persen,” katanya.

Meskipun angka kasus kematian disebabkan DBD menurun di Tanjungpinang, sebagian penderita DBD masih terdata di sejumlah kelurahan kota itu.

Dinkes mencatat, kelurahan terbanyak penderita DBD untuk tahun 2017, yakni Kelurahan Seijang sebanyak 11 kasus, Kelurahan Pinang Kencana 9 kasus, Kelurahan Batu Sembilan dan Kampung Bugis masing masing 8 kasus, Kelurahan Tanjung Unggat 7 kasus.

Di Kelurahan Melayu Kota Piring terdapat 5 kasus penderita DBD, Kelurahan Air Raja dan Kampung Baru masing masing 3 kasus, Kelurahan Tanjung Ayun Sakti 2 kasus, Kelurahan Tanjungpinang Barat, Kampung Bulang dan Dompak masing masing 1 kasus.

“Sedangkan enam kelurahan lainnya masih nol kasus, yakni Kelurahan Tanjungpinang Kota, Penyengat, Senggarang, Kamboja, Bukit cermin dan Tanjungpinang Timur,” katanya.

Rustam menyatakan Tanjungpinang belum bisa dinyatakan bebas dari DBD, meski tingkat pemahaman masyarakat untuk menjaga rumah dan lingkungan rumah tetap bersih terus meningkat. Hingga saat ini, menurut dia angka bebas jentik nyamuk di kota itu belum mencapai 95 persen. (*)

Leave a Reply