KEPRIPOS.COM (KPC), Jakarta — Menteri Kesehatan Nila Moeloek memprioritaskan langkah mengantisipasi masuknya wabah virus Zika ke Indonesia. Upaya antisipasi diutamakan berlaku di kota Batam, DKI Jakarta, Medan, dan Bali yang kerap menjadi tujuan pelancong asal Singapura dan Malaysia.
Nila berkata, antisipasi masuknya virus Zika ke Indonesia akan dilakukan di seluruh pelabuhan dan bandara internasional. Namun, prioritas diberikan di empat gerbang utama Indonesia. Pencegahan dilakukan melalui Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).
“Pintu masuk banyak sekali. Saya meminta betul kepada masyarakat, karena nyamuk ini di mana-mana ada, tolong jaga lingkungan,” ujar Nila di Kantor Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta, Jumat (2/9).
Walau antisipasi masuknya virus zika ke Indonesia sudah dicanangkan, penanganan penumpang asal Singapura di beberapa bandara diketahui belum maksimal sampai saat ini.
Buktinya, thermo scanner yang berfungsi untuk mengukur suhu badan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, hanya berada di Terminal Kedatangan 2 E.
Alat serupa di Terminal Kedatangan 2 D tidak bisa mendeteksi suhu badan penumpang. Padahal, menurut informasi yang diberikan pihak Manajemen Terminal 2 bandara tersebut, penumpang asal Singapura mayoritas mendarat di Terminal Kedatangan 2 D.
Kemudian, keberadaan spanduk mengenai bahaya wabah virus Zika juga hanya ada di Terminal Kedatangan 2 E. Sementara di Terminal Kedatangan 2 D, yang terlihat justru spanduk peringatan wabah virus Mers CoV.
Nila mengakui kekurangan yang masih ada di beberapa pintu masuk penumpang di bandara. Ia berjanji akan memperbaiki sistem pencegahan masuknya virus Zika di berbagai pelabuhan dan bandara internasional.
“Saya akui bahwa beberapa scanner belum berjalan dengan baik. Tapi kami terus membantu agar ada, terutama di daerah-daerah yang terdata untuk mobilisasi pendatang dari Singapura,” katanya.
Kementerian Kesehatan, melalui KKP, akan melakukan pemeriksaan dan perawatan khusus bagi penumpang yang terdeteksi demam dan memiliki ruam di badannya.
Jika seorang penumpang menderita demam, petugas KKP akan mengecek terlebih dahulu darah orang tersebut di laboratorium. Setelah pemeriksaan darah dilakukan, Kemkes akan memberi kartu kewaspadaan bagi penumpang yang terbukti positif terkena virus Zika.
“Tapi belum tentu demamnya penumpang itu akibat virus Zika. Zika sebenarnya adalah penyakit yang penyembuhannya dapat terjadi sendiri,” kata Nila.
Virus Zika telah muncul sejak tujuh dekade lalu, tepatnya pada 1947. Tahun lalu, bahaya virus Zika kembali terdengar setelah Brasil mengumumkan penyakit tersebut sebagai masalah darurat kesehatan nasional.
Kasus Zika mendadak muncul di hadapan masyarakat Indonesia setelah Senin (29/8) lalu pihak Dinas Kesehatan Singapura mengonfirmasi adanya 41 kasus virus Zika di negara tersebut.
Status tersebut membuat Indonesia makin siaga. Terlebih, setelah beredar informasi yang menyatakan bahwa satu warga negara Indonesia di Singapura terkena virus Zika.
(CNN INDONESIA.com)