KEPRIPOS.COM (KPC), BATAM – Untuk menuntaskan pengobatan penderita tuberkulosis (TB), Pemerintah Kota Batam menyusun program TB Mangkir yang dijalankan sejumlah tenaga medis dan relawan.
Dinkes bersama Kader Pengawas memastikan setiap penderita TB mengonsumsi obat setiap hari hingga masa pengobatan selesai.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Batam, Sri Rupiati mengatakan, pengobatan penderita TB tidak mudah. Karena harus dilakukan terus menerus selama enam bulan. Dan tidak semua penderita bersabar dan bertahan, sehingga pengobatannya tidak tuntas.
“Kalau tak enam bulan, akan menjadi drug resisten. Paketnya lebih mahal lagi, obatnya lebih anyak lagi,” ujar Sri Rupiati, Kamis (12/04/2017).
Sementara itu data Dinas Kesehatan Kota Batam dari 1.969 orang terduga pengidap tuberkulosis, 860 orang dinyatakan positif penyakit tersebut.
Jumlah terduga dan positif TB itu masih sementara, karena pemeriksaan terus dilakukan di seluruh wilayah kota oleh tenaga medis ke rumah-rumah warga dan rumah sakit.
Sri Rupiati menjelaskan, berdasarkan data sementara, dari sekitar 860 jiwa positif TB, sebanyak 726 di antaranya dalam pengobatan intensif yang berlangsung selama enam bulan.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Batam, Anas Maruf menyampaikan pentingnya program pemerintah Temukan Obati Sampai Sembuh (TOSS) TB.
Anas mengatakan bila pengobatan penderita TB tidak sampai tuntas, maka bisa menimbulkan resistensi, yang pengobatannya membutuhkan waktu lebih lama dan lebih lama.
“Beban sosial, beban ekonomi bagi keluarga akan meningkat bila kebal terhadap obat meningkat,” katanya. (*)