KEPRIPOS.COM (KPC), KARIMUN – Para petani dan pengusaha lokal di Kabupaten Karimun kini lebih mudah untuk mengetahui komoditi pertanian yang dibutuhkan negara lain. Hal itu menyusul diluncurkannya aplikasi mobile berbasis pertanian yang dapat diunduh pada telepon pintar jenis apapun untuk menunjang pengelolaan hasil pertanian.
“Khususnya hasil pertanian nanas dan pisang untuk diekspor ke Singapura,” kata Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Karimun Muhammad Affan di ruang kerjanya, Perkantoran Pemkab Karimun, Tanjung Balai Karimun, Selasa (07/11/2017).
Aplikasi ini, kata Affan, bekerja sesuai dengan kebutuhan para petani lokal. Aplikasi ini akan menampilkan data terkini kuota hasil panen mereka yang dibutuhkan sebanyak 20 ton untuk tiap pekan untuk diekspor ke Singapura.
Di samping itu, aplikasi ini juga akan mempermudah para petugas dalam mendata dan memperbarui data yang ada ke dalam aplikasi tersebut sesuai dengan hasil panen para petani.
“Jadi penyuluh nanti dapat langsung mengisi jumlah hasil panen mereka ke dalam server setiap harinya,” katanya.
Selanjutnya, aplikasi yang diberi nama LPBE (Lumbung Pangan Berbasis Ekspor) ini akan menunjukkan jumlah produksi petani secara keseluruhan. Namun ketika target hasil panen melebihi, maka aplikasi ini akan secara otomatis menolak data tersebut.
“Hasil panen dari petanian tidak terbuang percuma, hasil panennya tetap tertampung, untuk di minggu mendatang,” katanya.
Dari aplikasi ini, kata dia, akan menunjukkan produksi para petani sesuai dengan wilayahnya masing-masing, dimana setiap wilayah bertugas seorang penyuluh. “Di situ juga akan ketahuan, apakah penyuluhnya bekerja atau tidak,” katanya.
Ia juga mengatakan untuk saat ini, para petani yang bersedia bercocok tanam untuk kebutuhan ekspor tersebut mencapai 20 kelompok yang tersebar di seluruh Kabupaten Karimun.
Menurut dia, kelompok tani yang ada saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan ekspor tersebut.
“Karena yang kita jaga selain, kualitas, kuantitas, kontinuitasnya juga kita jaga,” katanya.
Ia juga mengatakan untuk ekspor perdana ini, pihaknya akan membutuhkan lahan 200 hektare lebih untuk memenuhi kebutuhan dan menjamin keberlangsungan ekspor tanaman hijau tersebut ke Singapura.
“Pusatnya di Pulau Kundur, sebenarnya kita membutuhkan lahan lebih dari 200 hektare. Di sana (Kundur) telah ada lahannya, tinggal lagi kita masih memerlukan petani-petani di luar Pulau Kundur,” imbuh Affan.
Dia mengatakan dengan adanya para kelompok petani serta lahan yang mendukung maka keberlangsungan ekspor tanaman hijau juga akan terjamin. Sedangkan untuk benih dari tanaman tersebut Karimun menyediakan bibit yang cukup untuk kebutuhan eksportir.
“Untuk bibit kita tidak perlu memesannya dari luar, di Karimun sendiri sudah ada. kualitasnya juga bagus,” tutupnya. (*)