KEPRIPOS.COM (KPC), BATAM – Dalam pengembangan usaha kecil dan menengah di Kepulau Riau harus memperhatikan sejumlah aspek. Sehingga UMKM dapat bersaing dengan produk luar.
Kepala Kantor Perwakilan BI Kepulauan Riau, Gusti Raizal Eka Putra memberikan sejumlah masukan terkait hal itu.
Dia menyatakan fokus pengembangan UMKM terbagi dalam dua. Yakni klaster volatile foods (kelompok barang bergejolak) dan ekonomi produktif. Misalnya padi di Lingga, serta perikanan di Natuna dan Anambas.
Hal itu perlu dilakukan untuk mendukung implementasi roadmap Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
“Pengembangan klaster volatile foods dilakukan dengan memperhatikan road maps TPID dan menyesuaikan dengan profil komoditas tiap kabupaten kota yang akan dimutakhirkan pada 2018,” kata dia, Selasa (26/12).
Selain itu, penguatan pasokan juga dilakukan melalui penyeragaman mutu, jenis dan meningkatan kesinambungan produksi, guna memenuhi kebutuhan pasar serta menjaga kelangkaan bahan pangan.
Pengaturan pola tanam untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan pangan dengan penyerapan pasar serta kesejahteraan petani juga perlu diperhatikan.
“Serta penguatan kelembagaan dan kemampuan SDM secara berkelanjutan demi menjaga dan meningkatkan hasil produksi,” kata dia.
Dia mengatakan BI akan fokus untuk mendukung terpenuhinya kebutuhan pasar atas bahan pangan, terciptanya hubungan antar daerah untuk menjaga pasokan dan penguatan kelembangan dan SDM.
Sedangkan fokus pengembangan ekonomi produktif mesti dilakukan dengan penyusunan pelaksanaan dan perencanaan UMKM unggulan. Kemudian proyek percontohan dan repilkasi progran UMKM unggulan.
“Sebagai contoh, saat ini kami tengah melakukan replikasi metode penguatan kelembagaan nelayan dari KUB Batam Bina Madani ke kelompok nelayam di Pulau Pangkil,” kata dia. (*)