KEPRIPOS.COM (KPC), Jakarta — Penutupan asuransi satelit milik PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Tbk) oleh konsorsium asuransi nasional menjadi motor penggerak utama pertumbuhan premi asuransi umum industri pada semester I 2016.
Statistik Asuransi yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melansir hingga Juni 2016, pertumbuhan premi asuransi umum dan reasuransi mencapai 25,2 persen, yaitu dari Rp25,86 triliun pada semester I 2015 menjadi sebesar Rp32,38 triliun di semester I 2016.
“Di kuartal I 2016, premi asuransi umum tumbuh cuma 4 persen. Namun, asuransi satelit dan properti berhasil mendongkrak perolehan premi di kuartal II. Tak terkecuali asuransi kendaraan bermotor karena ada momentum Lebaran,” tutur Yasril Y. Rasyid, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) kepada CNNIndonesia.com, Selasa (9/8).
Tak cuma itu, finalisasi koordinasi manfaat (Coordination of Benefit/CoB) antara Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dengan asuransi swasta disebutnya ikut memberikan kepastian lini asuransi kesehatan komersial.
Karena momentum tersebut datangnya bersamaan di kuartal II 2016, menurut Yasril, tak heran bisnis asuransi umum nasional mengkilap. Apalagi, sepanjang semester I 2016 nyaris tidak ada klaim besar, sehingga hasil underwriting industri asuransi umum juga positif.
“Makanya, selain premi tumbuh, industri asuransi umum juga mampu membukukan laba yang positif. Klaimnya terkendali, sementara ekonomi makro memberi sinyal positif bagi penjualan produk-produk asuransi,” terang dia.
Laba Industri
Secara keseluruhan, laba industri asuransi umum dan reasuransi pada semester I 2016 mencapai Rp3,02 triliun atau tumbuh 11,6 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan laba ditopang salah satunya oleh hasil investasi industri asuransi umum yang tercatat tumbuh 9,6 persen atau menjadi Rp2,2 triliun.
Sayang, pertumbuhan bisnis asuransi umum ini tidak merata dirasakan oleh pelaku usaha. Perusahaan asuransi yang melantai di pasar modal, misalnya, bisnisnya nyaris suam-suam kuku. Bahkan, beberapa di antaranya mencatatkan penurunan premi.
Sebut saja, PT Asuransi Bina Dana Artha Tbk dan PT Asuransi Kresna Mitra Tbk (eks PT Asuransi Mitra Maparya Tbk). Keduanya mencatat penurunan premi masing-masing 20,9 persen dan 11,8 persen per semester I 2016.
(CNN INDONESIA.com)